Slider 1 mini Slider 2 mini

Tuesday, 7 January 2014

POTENSI DIRI sebagai Pembangun Kualitas Hidup

Filled under:


Semangat pagi untuk sahabat ISC,

Manusia hadir di dunia tidak sama dan setiap manusia memiliki ciri karakteristik serta kemampuan masing-masing dengan tujuan yang spesifik, sehingga menjadikan manusia sebagai makhluk yang unik. Oleh karena itu, manusia perlu memanfaatkan dan mengaktualisasikan diri seoptimal mungkin dalam kehidupannya, melalui berbagai potensi yang ada pada dirinya.

Potensi diri adalah kemampuan dasar manusia yang siap untuk direalisasikan menjadi suatu kekuatan yang memiliki manfaat nyata dalam kehidupannya.

Potensi diri secara utuh adalah keseluruhan badan atau tubuh sebagai suatu sistem yang sempurna apabila dibandingkan dengan makhluk lainnya. Sedangkan potensi yang telah ada pada diri manusia berada pada akal pikiran (otak), indera pada raga dan hati. Saya menyebutnya sebagai kekuatan Mind-Body-Soul(MBS System).

Setiap manusia adalah unik, namun sangat sedikit sekali yang berusaha tahu, menggali dan menggunakan potensi dirinya sendiri sebagai kekuatan pembangun kualitas hidup. Setiap manusia akan terlihat berbeda dalam minat, bakat dan sikap. Sebagaimana yang dikatakan oleh Socrates, yaitu:"Kenali diri anda,maka perubahan akan terjadi dalam hidup anda". Dengan menjadikan diri kita dapat mengenali potensi yang ada pada diri kita menggunakan penafsiran yang logis dan benar.

Oleh karena itu, seseorang dapat mengenal dan mengoptimalkan potensi yang dimiliki dengan program JELAJAH POTENSI metode SELF yang saya hadirkan sebagai fasilitas mengenali potensi diri anda.

Bakat adalah suatu karakteristik unik individu yang membuat mampu melakukan suatu aktifitas maupun tugas secara mudah dan mencapai kesuksesan. Minat adalah usaha dan kemauan untuk mempelajari, berlatih dan mencari tahu sesuatu. Sedangkan sikap adalah hasil belajar, berlatih dan penerapan dalam kehidupan yang merupakan hasil perpaduan antara bakat dan minat.

Seseorang tidak akan mampu mengubah keadaan diri sendiri selama tidak mengerti, tidak mengenali dan tidak menggunakan potensi yang ada didalam dirinya sendiri. Untuk suatu perubahan hidup dibutuhkan keberanian memanfaatkan potensi diri dan kemauan memanfaatkan potensi-potensi besar yang dimiliki sebagai langkah awal untuk mengenali semua potensi yang ada.


Point: " Hanya ada dua daya yang dapat merubah kualitas hidup manusia, yaitu: Potensi Diri dan Kemauan "

NOW Simplify for Happy Life,

Ciko Marthell
Consultant and Coach
Founder - Inti Sigma Cakrawala, Indonesia
» MOSI YOIM Kingdom: Take a BETTER FUTURE «
Follow us:
@cikomarthell on Twitter | inti.sigma.cakrawala on Facebook

Posted By UnknownTuesday, January 07, 2014

Wednesday, 1 January 2014

SELAMAT TAHUN BARU 2014

Filled under:

Tahun Baru
Berarti...
Lembaran Hidup Baru,
Tujuan Baru,
Rencana Baru,
Karya Baru,
Misi Baru,
dan Semangat Baru!!
Selamat Tahun Baru 2014 untuk semua keluargaku, sahabatku, rekanku, mitraku dan saudaraku yang istimewa. Sukses, bahagia dan kesehatan selalu menyertaimu di Tahun 2014 ini.

Point: " Tidak ada yang lebih bernilai dan lebih  mahal dari WAKTU "

NOW Simplify for Happy Life,

Ciko Marthell
Consultant and Coach
Founder - Inti Sigma Cakrawala, Indonesia
» MOSI YOIM Kingdom: Take a BETTER FUTURE «
Follow us:
@cikomarthell on Twitter | inti.sigma.cakrawala on Facebook

Posted By UnknownWednesday, January 01, 2014

Wednesday, 20 November 2013

Pernah KELIRU?

Filled under:


Selamat pagi kawan,

Agak terdengar aneh memang judul posting saya kali ini. Tapi inilah kenyataan yang ada dan terjadi di kehidupan sehari-hari, bahkan lebih parahnya lagi terlanjur dinobatkan sebagai kebiasaan atau budaya yang seakan tidak bisa dirubah.

Ada yang pernah mengalami atau memiliki anak di usia 10-11 tahun yang membangkang, sulit dinasehati, malas belajar, benci sekolah?

Tenang, bagi yang pernah mengalami hal tersebut diatas bukan anda yang keliru. Bagi yang memiliki anak yang mempunyai kepribadian seperti yang saya sebutkan diatas juga bukan ANAKnya yang keliru. Lalu, siapa yang keliru sebenarnya? Pertanyaan yang langsung seketika muncul dikepala ketika membaca tulisan saya.

Makin banyak fenomena baru anak sekolah saat ini bukanlah suatu kemajuan, melainkan penurunan kinerja otak secara bertahap dan berkelanjutan atau biasa disebut dengan Brain Down Shifting. Kenapa itu bisa terjadi? Siapa yang keliru? Semakin bertambah lagi pertanyaannya yang ditujukan kepada saya.

Oke, saya akan jawab berdasarkan urutannya. Siapa yang keliru? Yang keliru adalah ORANG TUA anda jika anda yang mengalami. Berikutnya yang keliru adalah ANDA sebagai ORANG TUA jika anda memiliki anak yang membangkang, sulit dinasehati ,malas belajar, benci sekolah dan sebagainya. Loh, kok bisa begitu? Tambah satu lagi kan pertanyaannya.

Kenapa penurunan kinerja otak atau Brain Down Shifting bisa terjadi? Hal itu terjadi tanpa pernah menyadari bahwa kegiatan “belajar” sering kali dilakukan dengan cara yang tidak sesuai potensi diri dan kebutuhan otak. Inti sederhananya semuanya dilakukan hanya untuk memenuhi keinginan tanpa memperhatikan kebutuhan. Tak jarang potensi yang dimiliki tertutup atau bahkan hilang dengan “suapan” materi pengetahuan yang tidak semestinya. Padahal otak manusia bekerja sangat luar biasa.

Saya berikan contoh sederhana, jika pengetahuan kita ibaratkan makanan. Maka kita harus mengetahui kapan kita membutuhkannya dan berapa kapasitas makanan yang bisa di konsumsi oleh tubuh kita. Bayangkan jika anda sudah kenyang, tapi masih diberikan “suapan” makanan hingga melebihi kapasitas yang bisa anda konsumsi apa yang akan terjadi?

Berguna atau tidak makanan yang telah masuk ke tubuh anda? Malah menyakiti anda tentunya.

Ya gambaran itu adalah kenyataan yang terjadi hingga saat ini. Selama kalau membicarakan tentang kebutuhan otak maka yang ada dipikiran adalah mengasah otak secara optimal melalui kegiatan belajar dan mengajar,mengisi memori sebanyak-banyaknya dengan banyak data yang harus dihafalkan. Semua yang terjadi adalah kenyataan pahit yang dialami anak sehari-hari di sekolah, celakanya di rumah pun anak masih diharuskan oleh orang tua berkutat dengan kegiatan tersebut.

Sudah saya jawab pertanyaan yang hadir di pikiran anda. Lalu, bagaimana solusi terbaiknya untuk menyelesaikan persoalan tersebut?

Solusinya mudah, yaitu:
  1.  Ketahui potensi anak semenjak usia dini (5 – 6 tahun) atau usia saat ini.
  2. Ubah pola asuh di rumah yang bersifat instruktif menjadi PROAKTIF.
  3. Ubah sudut pandang anda memaksakan keinginan yang tidak anda capai kepada anak.
  4. Ubah pola pemikiran anda yang pasrah dengan “biasanya begitu” atau “sudah kewajiban anak begitu”.
  5. Siapkan mental anda menerima MIND TRANSFORM terbaru sebagai ORANG TUA yang baik.

Untuk mengetahui potensi diri secara lengkap bisa mengikuti PROGRAM JELAJAH POTENSI dengan menggunakan metode SELF. Apa pentingnya mengetahui potensi diri?

Posting selanjutnya saya akan membahas pentingnya mengetahui potensi diri sejak usia dini. Semoga bermanfaat sharing saya kali ini.

Point:
Tindakan benar hanya diketahui dari evaluasi tindakan keliru.


NOW Simplify for Happy Life,

Ciko Marthell
Consultant and Coach
Founder - Inti Sigma Cakrawala, Indonesia

» MOSI YOIM Kingdom: Take a BETTER FUTURE «
Follow us on:
Facebook or Twitter
IS-C Motion, PASTI BISA!!

Posted By UnknownWednesday, November 20, 2013

Thursday, 14 November 2013

Kaleng Rombeng Sejarahnya Bangsa Indonesia

Filled under:


Gugatan dari Kaleng Rombeng demikianlah Majalah Tempo memberikan judul tulisan resensi mengenai Soekarno, yang bagi bangsa Indonesia familiar dengan sebutan Bung Karno. sebuah Panggilan yang menurutnya cukup mewakili semangat egalitarian jauh dari semangat feodalisme yang mengungkung bangsanya, seperti halnya panggilan "che" di Amerika Latin. Berikut tulisan sebagaimana hasil liputan Tempo:

...BAGI Soekarno, kaleng rombeng berbau pesing adalah alat buang hajat sekaligus sarana menuangkan pikiran. Di penjara Banceuy, Bandung, 1930, tiap malam lelaki itu menjadikan kaleng itu sebagai meja sekaligus tadah buang hajat. Jika pagi tiba, ketika ia diizinkan meninggalkan sel, dibawanya kaleng itu ke kamar mandi untuk dibersihkan. Setelah itu, dengan dilapisi beberapa lembar kertas, ia pakai lagi sebagai meja untuk menulis.

Hampir setahun di Banceuy, berlembar-lembar tulisan lahir di atas kaleng pesing itu. Salah satunya adalah pembelaan yang kemudian disebut “Indonesia Menggugat”.

Dalam pleidoinya itu, Soekarno berbicara tentang penderitaan rakyat setelah tiga setengah abad dihisap koloni Belanda. Ia juga berbicara mengenai pendirian Partai Nasional Indonesia dan pergerakan yang dipercayainya dapat membebaskan Indonesia dari kolonialisme dan imperialisme. Bahasanya lugas, tapi nadanya menyala-nyala. Ketika membacanya dalam 19 kali persidangan di Jalan Landraad, Bandung, gedung itu sesak oleh manusia. Naskah itu bahkan sempat diterbitkan dalam selusin bahasa di dataran Eropa.


Soekarno ditahan setelah ditangkap di Yogyakarta, ketika akan mengikuti pertemuan politik partainya di Solo. Hari itu, pagi 29 Desember 1929, setengah lusin polisi Indonesia yang dipimpin inspektur Belanda mencokoknya atas nama Sri Ratu. Ditahan semalam di penjara Mergangsan, Yogyakarta, Soekarno dan dua kawannya dibawa ke Banceuy, bui Bandung-penjara tingkat rendah, kotor, dan berbau.

Divonis empat tahun penjara, Soekarno dibebaskan pada 31 Desember 1931. Gubernur Jenderal De Graeff saat itu agaknya tak tahan atas kritik pedas terhadap putusan membui Soekarno. Tapi tiga tahun kemudian Soekarno ditangkap lagi dan diasingkan ke Ende dan Bengkulu.

BANDUNG adalah tempat Soekarno muda membuat sejarahnya. Semula, ia hanya berniat kuliah di Bandoeng Technische Hoogeschool-sekarang Institut Teknologi Bandung-mengambil jurusan arsitektur. Tapi pergulatan batin dan pertemuannya dengan para tokoh di kota itu membuat Soekarno, setelah lulus pada 1926, berbelok ke jalur politik. Sebelumnya ia pernah mendirikan biro konsultan meski mandek karena tak ia urus.

Saat itu Soekarno sudah mendirikan Algemeene Studie Club di Bandung. Organisasi ini menjadi cikal bakal Partai Nasionalis Indonesia (PNI), yang didirikannya bersama Mr Iskak, Dr Tjipto Mangoenkoesoemo, Mr Boediardjo, dan Mr Soenarjo, pada 1927.

Kegiatan klub itu adalah mendiskusikan bacaan, terutama buku-buku “babon” berbahasa Belanda yang dipinjam dari perpustakaan. Bergantian mereka membacanya lalu berdiskusi dan membuat tulisan. Saat itu usia Soekarno baru 25 tahun. Ketika kawan-kawan seusianya sibuk bertemu kekasih, Soekarno memilih tenggelam dalam Das Kapital. “Aku ingin menyelam, menyelam dalam dan lebih dalam lagi,” katanya dalam buku otobiografinya yang ditulis Cindy Adams, Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia. Klub ini lalu kebanjiran peminat dan tumbuh menjamur di berbagai kota. Belakangan Soekarno dan kawan-kawan pada 1926 menerbitkan majalah Suluh Indonesia sebagai sarana mensosialisasikan pikiran mereka. -Soekarno dan juga orang-orang sejamannya penuh kesadaran dalam memanfaatkan media, dan terbukti ia pun sebagai bagian dari aktifitas pers perjuangan kala itu, baik sebagai pendiri maupun pewartanya- (*tambahan dan saya: pen).

Artikel pertama ditulis oleh Soekarno sendiri. Judulnya, Nasionalisme, Islamisme dan Marxisme. Isinya tentang konflik antara Serikat Islam Putih pimpinan Agus Salim dan Serikat Islam Merah (Sarekat Rakyat) pimpinan Semaun dkk.

Soekarno melihat, pertikaian politik antar kelompok justru menghambat perjuangan melawan kolonialisme dan imperialisme Belanda. “Tetapi kita yakin, bahwa dengan terang-benderang menunjukkan, kemauan kita menjadi satu. Kita yakin, bahwa pemimpin Indonesia semuanya insaf, persatuanlah yang membawa kita ke arah kebesaran dan kemerdekaan,” demikian Soekarno menulis.

Sikap politik Soekarno muda terbangun di rumah pendiri Syarikat Islam, H.O.S. Tjokroaminoto-kawan karib ayah Karno di Surabaya.

Soekarno muda dititipkan di rumah tokoh pergerakan Islam itu, ketika saat masuk Hoogere Burger School (HBS). Di rumah inilah ia dapat berkenalan dengan tokoh Pergerakan Nasional seperti Wahidin Soedirohusodo dan Soetomo. Juga para tokoh Islam seperti Agoes Salim, Abdoel Moeis, Ahmad Dahlan, Hasjim Asj’ari, dan A. Hassan, seorang tokoh Persis Bandung yang belakangan menjadi kawan korespondensinya yang termasyhur.

Di rumah Tjokro pula, Soekarno berkenalan dengan tokoh dari Marxisme dan sosialisme, seperti Alimin, Semaun Darsono, dan Tan Malaka. Tiga terakhir awalnya adalah pengurus Sarekat Islam kemudian memisahkan diri untuk bergabung dengan kelompok Marxis. Mereka selanjutnya mendirikan Partai Komunis Indonesia pada 1920, sementara Soekarno dan kawan-kawan mendirikan Partai Nasionalis Indonesia di Bandung, 1927.

Pada lahirnya Partai Nasionalis Indonesia, Soekarno mencanangkan tahun itu sebagai tahun propaganda politik. Ia tak hanya turun ke daerah, menggalang dukungan, tapi juga menerbitkan majalah Persatuan Indonesia pada 1928sebagai ajang propanda. Majalah Fikiran Rakjat diterbitkan pada 1932 ketika Partai Nasionalis Indonesia pecah menjadi Partindo. -Disini nampak sekali bahwa Soekarno menjadikan partai hanya sebagai alat perjuangan, Partindo yang didirikan Soekarno selanjutnya memilih jalur non kooperasi terhadap penjajah- (*tambahan dan saya: pen).

PENJARA, pengasingan di Ende dan Bengkulu, adalah tempat Soekarno lebih merenungi soal Islam. Penjara Sukamiskin, misalnya, melarang buku politik dan surat kabar masuk ke sel Soekarno. Sepanjang masa di penjara itu, satu-satunya hiburan Soekarno adalah belajar tentang agama dan menulis.
Penjara sesungguhnya memang di Ende, kampung nelayan di Flores, Nusa Tenggara Timur. Empat tahun lamanya, ia menjalani politik pengasingan akibat aktivitas politik non kooperasi melalui Partindo.
Di pulau itulah, Soekarno menghabiskan waktu dengan membaca buku Islam. Renungan-renungannya tentang Islam muncul dalam suasana intens, terutama surat-menyurat pribadi yang dikirimkannya kepada A. Hassan. Surat-surat itu kelak masyhur disebut sebagai “Surat-surat dari Ende”.

Pernah Soekarno menulis soal tabir atau hijab yang memisahkan perempuan dan laki-laki. Ia juga dengan cemerlang menulis tentang donor darah. Juga menjawab tudingan bahwa ia anggota Ahmadiyah.
Yang menarik, meski tak meyakini Ahmadiyah, ia tak menyinggung perlu-tidaknya Ahmadiyah hidup di bumi Indonesia. Tidak juga menuduhnya aliran sesat. Juga tidak merasa Islam yang dianutnya yang paling benar.
Di Ende dan Bengkulu, selain surat-suratnya ke A. Hassan dan artikelnya yang termashyur di Panji Islam, Soekarno meninggalkan ratusan karya tulis dan beberapa naskah drama. Beberapa di antaranya dipentaskan selama ia berada di Ende. Namun “temuan” penting sesungguhnya adalah konsepsinya yang kelak dinamai Pancasila.

DARI seluruh masa Soekarno muda, sejarawan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Asvi Warman Adam, menilai periode adalah puncak kreativitas pemikiran Soekarno akan nasionalisme dan sikap kerasnya menentang kolonialisme. Juga kegandrungannya pada persatuan. Karakter Soekarno sebagai pemersatu dan aktivis anti-imperialis yang militan terlihat jelas di era ini. Begitu pula era sesudahnya hingga menjelang kemerdekaan, 1945. “Selama masa itulah, kita dengan mudah mengenal siapa sesungguhnya Soekarno,” kata Eros Djarot, salah seorang politikus nasionalis. -Bekas aktivis GSNI atau Gerakan Siswa Nasional Indonesia yaitu organisasi under bouw PNI kala itu- (*tambahan dan saya: pen).

Boleh jadi, karena itu pula, Di Bawah Bendera Revolusi jilid I menjadi karya Soekarno yang paling populer. Buku ini diterbitkan pertama kali oleh sebuah panitia penerbitan resmi dari Departemen Penerangan yang dipimpin Mualiff Nasution, 17 Agustus 1959. Tebal 650 halaman, berisi 61 tulisan Soekarno antara 1926 dan 1941.

Menurut Asvi, butuh lima tahun bagi panitia itu untuk bekerja mengumpulkan tulisan yang tersebar di mana-mana. Semuanya masih dalam ejaan lama. Kabarnya, Soekarno sendiri yang membubuhkan judul, Di Bawah Bendera Revolusi. Soekarno pula yang menggandeng Tjio Wie Tjay alias Haji Masagung, pengusaha Toko Buku Gunung Agung, sebagai penerbit dan penyalur.

Pada 1963, buku monumental ini dicetak ulang. Hanya dalam waktu dua minggu edisi pertama terjual habis. Pada 1965, buku itu dicetak yang keempat kalinya. Dan pada 2005, penerbitan buku itu dilakukan anak-anak Soekarno melalui Yayasan Bung Karno. -Yayasan ini kini bertempat di Gedung Pola, dekat tugu Proklamasi Jakarta Pusat, terdapat stan toko buku kecil disana yang melayani penjualan buku terbitan ulang Karya Bung Karno- (*tambahan dan saya: pen).

Aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia era 1960 di Bandung, Siswono Yudohusodo dan Suko Sudarso, mengakui buku itu menjadi buku bacaan wajib bagi anak-anak muda masa itu. Suko mengaku mengagumi buku itu karena pemikiran Soekarno yang jauh ke depan. Suko menyebut tulisan yang digandrunginya dalam buku itu adalah artikel Soekarno di Suluh Indonesia, “Nasionalisme, Islamisme dan Marxisme”. Tulisan ini sempat diterjemahkan dalam bahasa Inggris dan diterbitkan Universitas Cornell dengan pengantar Ruth Mcvey.



Point:
Hari Pahlawan bukan sekedar untuk di peringati, sudah mampukah meneladani dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari?



Salam sederhana,


Ciko Marthell
Consultant and Coach
Founder - Inti Sigma Cakrawala, Indonesia

» MOSI YOIM Kingdom: Take a BETTER FUTURE «
Follow US on:
Facebook or Twitter
IS-C Motion, PASTI BISA!!

Posted By UnknownThursday, November 14, 2013

Tuesday, 12 November 2013

Pengaruh kata: "MENUNTUT" dalam Kehidupan

Filled under:

Selamat sore sahabat ISC Motion yang selalu diberkahi kebahagiaan dan kesehatan.

Pada posting kali ini saya akan sharing mengenai penggunaan dan pemilihan kata yang besar pengaruhnya terhadap kelangsungan hidup anda.

Di Indonesia sudah tidak asing lagi dengan kata: "MENUNTUT", karena semenjak usia dini atau masa pendidikan sudah di doktrinasi dalam pola pemikiran dan daya ingat kita.

Lalu bagaimana cara memperbaiki pola dan kebiasaan yang sudah biasa dipergunakan sehari-hari?

Sebenarnya sangat mudah dan cepat menerapkannya dalam kebiasaan baru dalam hidup kita. Persoalannya hanya ada pada kemauan dan komitmen pribadi anda. Berikut ini 3 cara mudah merubah kondisi kehidupan anda menjadi lebih baik:

Pertama, kita bisa mengganti kata yang mengandung energi negatif tersebut dengan kata yang lebih baik dan besar energi positifnya. Sebagai contoh kalimat berikut:
"Saya bersekolah untuk menuntut ilmu." (NEGATIF)
dapat dirubah menjadi
"Saya bersekolah untuk menambah pengetahuan dan kemampuan." (POSITIF)

Kedua, lupakan dan hindari lingkungan dengan perkataan yang kasar bahkan bernada keras. Apabila terjadi suatu situasi dimana anda menerima perkataan kasar dan bernada keras hal yang perlu dilakukan adalah cukup melihat ke arah atas serta tinggalkan lokasi tersebut secepatnya.

Ketiga, membiasakan diri tersenyum dan bahagia dalam situasi apapun. Mungkin dalam pikiran anda terbesit: "Nanti, jangan-jangan saya bisa disangka gila senyum-senyum sendiri."
Inilah perbedaan saat anda berada di masa dewasa. Banyak di hantui dengan ketakutan dan kekhawatiran yang sebenarnya tidak perlu dilakukan. Justru hal itu yang menjadi penghambat kreatifitas dan kemampuan anda untuk berkembang. Lakukan dan nikmati hasilnya, karena apa yang anda lakukan itu yang menghasilkan.

Point:
"Miliki kesadaran diri sendiri, maka dunia akan menyadari keberadaan anda sangat berarti"

Semoga bermanfaat sharing saya kali ini dan menjadikan kehidupan anda menjadi lebih baik dari sebelumnya atau bahkan tidak akan pernah anda merasa sama dengan kondisi yang anda hadapi saat ini.

Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca sharing saya. Sampai jumpa di posting saya selanjutnya.


Salam sederhana,

Ciko Marthell
Consultant and Coach
Founder - Inti Sigma Cakrawala, Indonesia


» MOSI YOIM Kingdom: Take a BETTER FUTURE «
Follow US on:
Facebook or Twitter
IS-C Motion, PASTI BISA!!

Posted By UnknownTuesday, November 12, 2013